Oleh: Bersama Pontianak Media
bersamapontianak.com – Ibu Suri Thailand Ratu Sirikit Kitiyakara merupakan istri mendiang Raja Bhumibol Adulyadej wafat pada usia 93 tahun, pada jumat malam 24 Oktober 2025 di Rumah Sakit Chulalongkorn, Bangkok. Kabar wafatnya Ibu Suri Sirikit disampaikan oleh pihak biro rumah tangga kerajaan. Dikutip dari The New York Times, menurut biro rumah tangga kerajaan Ratu Sirikit Kitiyakara wafat saat menjalani perawatan medis.
Raja Thailand Vajiralongkorn yang merupakan anak dari Ibu Suri Sirikit memerintahkan biro rumah tangga kerajaan untuk menyelenggarakan pemakaman tertinggi sesuai tradisi kerajaan. Raja Vajiralongkorn menetapakan masa berkabung selama satu tahun sejak tanggal wafatnya mendiang ratu bagi seluruh anggota kerajaan dan pejabat istana.
Siapakah Ratu Sirikit Kitiyakara?
Ibu Suri Sirikit Kitiyakara merupakan putri sulung dari Pangeran “Nakkhatra Mangkala Kitiyakara” dan “Mom Luang Bua Snidvongs”. Ratu Sirikit Kitiyakara memiliki nama “Mom Rajawongse Sirikit Kitiyakara” yang memiliki arti “kemuliaan Kitiyakara” lahir pada 19 Agustus 1932, beliau resmi menjadi anggota keluarga kerajaan setelah menjadi Ratu Thailand pada 28 April 1950 sebagai istri Raja Bhumibol Adulyadej. Ratu Sirikit kecil dibesarkan oleh kakek-nenek dari pihak ibu selama setahun setelah kelahirannya. Semasa anak-anak, Ratu Sirikit kecil sering mengunjungi nenek dari pihak ayahnya.
Sebagai anak dari duta besar Thailand pada masanya Ratu Sirikit kecil pernah bersekolah di Prancis dan Swiss. Ibu Suri Sirikit merupakan lulusan dari sekolah menengah atas Sekolah Biara St. Fransiskus Xaverius, sebuah sekolah di Bangkok.
Penyebab Wafatnya Ibu Suri Thailand, Ratu Sirikit
Menurut pernyataan pihak Istana Thailand, Ratu Sirikit Kitiyakara dirawat di rumah sakit sejak 2019, wafatnya Ibu Suri Sirikit dikarenakan mengidap penyakit infeksi aliran darah pada 17 Oktober 2025 dan mengidap beberapa penyakit lainnya. Infeksi aliran darah merupakan kondisi gangguan kesehatan yang serius. Kondisi ini terjadi di mana bakteri, jamur, atau patogen lain masuk dan menyebar ke aliran darah, yang bisa menyebabkan infeksi menyebar ke seluruh tubuh.
Saat terinfeksi, sistem kekebalan tubuh akan berusaha melawan infeksi. Namun, sistem kekebalan terkadang berhenti melawan infeksi dan mulai merusak jaringan dan organ normal tubuh yang menyebabkan peradangan di seluruh tubuh. Sebelumnya, Ratu Sirikit Kitiyakara mengalami strok pada 2012 dan sejak itu beliau jarang muncul di hadapan publik karena kesehatannya yang menurun. Menurut pihak biro rumah tangga kerajaan meski tim dokter telah berupaya keras, kondisinya tak kunjung membaik.
Prestasi dan Pencapaian Mendiang Ratu Sirikit
Dalam kontribusi sosial pada 1976, Ibu Suri Sirikit Kitiyakara mendirikan Yayasan Support, yang bertujuan meningkatkan pendapatan keluarga miskin serta melestarikan kerajinan tradisional. Berperan besar dalam mempromosikan Sutra Thailand dan kerajinan tangan tradisional melalui yayasan yang didirikanya. Ribuan warga desa telah dilatih dalam tenun sutra, pembuatan perhiasan, melukis, keramik, dan berbagai kerajinan lainnya. Selain itu, Ibu Suri Sirikit aktif dalam berbagai program kesejahteraan, khususnya yang berfokus pada pemberdayaan perempuan di pedesaan. Ibu Suri Sirikit juga menggagas program konservasi satwa, seperti proyek “Forest Loves Water” yang menekankan pentingnya menjaga hutan dan sumber air bagi kesejahteraan rakyat.
Dalam gelar penghargaan, Ratu Sirikit Kitiyakara kurang lebih memegang 38 gelar kehormatan dari berbagai universitas di seluruh dunia seperti Universitas John Hopkins. Selain itu, beliau menerima banyak penghargaan internasional termasuk dari negara Brunei, Filipina, Belanda dan Australia. Ibu Suri Sirikit juga sering muncul di sampul majalah internasional seperti Majalah LIFE dan TIME, menjadikanya salah satu ikon fasion global karena gaya yang elegan dan kecantikannya.
Baca berita dan informasi lainnya di Berita Internasional
