bersamapontianak.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau bergerak melemah pada perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025, setelah sebelumnya menunjukkan tren penguatan sepanjang pekan. Pergerakan indeks yang cenderung stagnan hingga menurun ini disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking) investor serta meningkatnya tekanan jual dari investor asing menjelang akhir pekan.
Pada sesi pembukaan, IHSG dibuka turun tipis dan bergerak di kisaran 8.180–8.250. Berdasarkan analisis teknikal, level 8.130–8.200 menjadi area support penting, sementara 8.270–8.300 berperan sebagai resistance terdekat. Kondisi ini menandakan pasar berada dalam fase konsolidasi setelah reli penguatan yang cukup panjang sejak awal Oktober.
Tekanan Aksi Jual dan Sentimen Global
Melemahnya pasar saham hari ini tidak lepas dari meningkatnya aksi jual oleh investor asing. Data perdagangan menunjukkan arus keluar modal asing (capital outflow) kembali meningkat seiring penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat. Kondisi ini membuat sebagian investor global memilih aset yang lebih aman (safe haven) ketimbang saham di pasar berkembang.
Selain faktor eksternal, tekanan juga datang dari kekhawatiran pasar terhadap rencana kenaikan harga energi di dalam negeri yang dapat memicu inflasi. Hal ini membuat pelaku pasar lebih berhati-hati dalam mengambil posisi beli, terutama pada saham-saham di sektor manufaktur dan konsumsi.
Di sisi lain, sentimen positif masih datang dari rilis data ekonomi domestik yang menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel dan inflasi yang masih terkendali. Namun, faktor eksternal yang kuat tampak lebih mendominasi pergerakan pasar pada hari ini.
Sektor yang Menjadi Penahan dan Pendorong IHSG
Secara sektoral, beberapa sektor seperti keuangan, energi, dan infrastruktur menjadi penahan utama pelemahan IHSG. Saham-saham seperti BBRI, TLKM, dan MEDC masih menunjukkan minat beli dari investor domestik yang mencoba memanfaatkan momentum koreksi.
Sementara itu, saham-saham berbasis komoditas seperti ADRO dan ITMG cenderung tertekan akibat penurunan harga batu bara global. Penurunan permintaan dari Tiongkok serta tekanan dari kebijakan transisi energi global turut memengaruhi performa sektor ini.
Analis dari MNC Sekuritas menjelaskan bahwa pergerakan IHSG pada pasar saham hari ini masih tergolong sehat dan wajar. Koreksi yang terjadi lebih merupakan bagian dari fase konsolidasi menjelang laporan keuangan kuartal III 2025, yang diharapkan dapat memberikan katalis positif baru bagi pergerakan indeks.
Prediksi dan Arah Pergerakan IHSG
Dari sisi teknikal, indikator RSI dan MACD menunjukkan sinyal netral dengan potensi pergerakan terbatas di akhir pekan. Jika IHSG mampu bertahan di atas 8.150, peluang untuk kembali menguat pekan depan masih terbuka lebar. Namun, apabila tekanan jual meningkat hingga menembus level 8.130, koreksi lebih dalam bisa terjadi menuju area 8.050.
Analis juga menyarankan agar investor tetap selektif dalam memilih saham, terutama pada sektor-sektor defensif seperti perbankan, kesehatan, dan telekomunikasi yang memiliki kinerja stabil di tengah volatilitas pasar global.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pasar saham 10 Oktober 2025, memperlihatkan tanda-tanda konsolidasi setelah reli yang cukup panjang dalam beberapa hari terakhir. Tekanan jual asing, kekhawatiran terhadap inflasi, serta faktor eksternal seperti penguatan dolar AS menjadi tantangan utama bagi pelaku pasar.
Namun, stabilitas fundamental ekonomi Indonesia dan potensi pertumbuhan korporasi domestik tetap menjadi fondasi kuat bagi pasar saham untuk kembali menguat dalam jangka menengah. Investor disarankan untuk tetap waspada namun optimistis, sambil mencermati peluang di saham-saham berfundamental baik menjelang musim laporan keuangan.
Baca Juga: Pasar Saham 21 Oktober 2025: IHSG Terbang Tinggi
Untuk informasi seputar pasar saham lainnya kunjungi Berita Ekonomi
