bersamapontianak.com, KALBAR – Pada Senin, 28 Juli 2025, BMKG Kalbar melaporkan bahwa sebanyak 576 titik panas telah terpantau di wilayah Kalimantan Barat dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Titik panas terbanyak terdeteksi di Kabupaten Mempawah dan Sanggau, sedangkan kualitas udara di daerah seperti Kubu Raya dinilai sudah memasuki kategori “tidak sehat”, sehingga masyarakat sangat dianjurkan untuk mengurangi aktivitas luar ruang dan mulai memperhatikan kesehatan pernapasan.

Sebelumnya, lembaga ini telah menyatakan bahwa wilayah Kalbar tengah berada dalam fase periode krusial rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama pada rentang waktu 14–20 Juli 2025, akibat dominasi cuaca panas dan minim curah hujan. Saat itu, sekitar 61 titik panas telah terpantau di sejumlah wilayah.

Selanjutnya, kondisi ini diperburuk oleh perubahan pola cuaca yang tidak merata selama pekan terakhir. Meski intensitas hujan ringan sempat terjadi di sebagian wilayah, kondisi kering dan suhu tinggi tetap mendominasi dan meningkatkan risiko karhutla.

BMKG mencatat bahwa peningkatan signifikan titik panas yakni 576 hotspot menunjukkan potensi kebakaran hutan yang jauh lebih tinggi dibanding deteksi sebelumnya pada awal Juli yang hanya puluhan titik. Ini menunjukkan eskalasi tingkat bahaya yang perlu direspons segera oleh pemangku kepentingan.

Wilayah yang paling terdampak antara lain:

– Kabupaten Mempawah: hotspot terbanyak (247 titik)
– Sanggau: lebih dari 130 titik
– Kubu Raya, Landak, Sambas, Sintang, Kapuas Hulu, Bengkayang, Ketapang, dan Singkawang: turut mencatat angka signifikan hingga ratusan titik panas lainnya.

Tak hanya memicu kebakaran, kondisi ini juga berdampak serius pada kualitas udara. BMKG melaporkan bahwa indeks PM2.5 di sebagian kawasan Kalbar cenderung menurun, memasuki ambang batas “tidak sehat”, sehingga berisiko pada gangguan pernapasan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

Sebagai respons, sejumlah tim gabungan dari Polri, TNI, Manggala Agni, dan BPBD telah melakukan tindakan darurat pemadaman di titik-titik karhutla. Misalnya, di Desa Rasau Jaya, Kubu Raya, kebakaran yang terjadi pada Rabu (23/7) berhasil dipadamkan setelah beroperasi selama sekitar lima jam tanpa menimbulkan korban jiwa maupun pengungsian.

Sejalan dengan peningkatan hotspot dan potensi bencana, BMKG Kalbar menyampaikan imbauan kepada masyarakat:

– Tidak melakukan pembakaran terbuka, baik untuk membuka lahan maupun membersihkan pekarangan.
– Aktif memantau informasi cuaca dan cuaca ekstrem, melalui kanal resmi BMKG seperti situs dan aplikasi.
– Pelibatan seluruh elemen, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, dalam patroli titik rawan dan sosialisasi antisipatif potensi karhutla.

BMKG juga menegaskan bahwa meskipun curah hujan masih terjadi, masyarakat tidak boleh lengah karena kualitas udara dapat berubah cepat tergantung arah angin dan besarnya kebakaran. Oleh karena itu, kewaspadaan dini menjadi kunci.

Baca juga: BMKG Perluas Modifikasi Cuaca di Kalimantan Barat untuk Mitigasi Karhutla

Untuk berita terbaru seputar pontianak dan informasi penting lainnya kunjungi berita pontianak