
bersamapontianak.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak positif pada perdagangan Kamis, 9 Oktober 2025. Setelah sempat mengalami tekanan di awal pekan, IHSG dibuka menguat 31,52 poin atau 0,39% ke level 8.197,55. Kinerja positif ini menunjukkan adanya optimisme baru di kalangan pelaku pasar terhadap prospek ekonomi domestik.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), penguatan IHSG berlanjut hingga akhir sesi pertama dengan kenaikan 0,42% atau 33,92 poin, menempatkan indeks di kisaran 8.199,90. Adapun rentang pergerakan IHSG sepanjang sesi berada di antara 8.159 – 8.223 poin, mencerminkan aktivitas perdagangan yang dinamis dengan tekanan jual dan beli yang cukup berimbang.
Sentimen Positif dari Data Ritel dan Optimisme Global
Kenaikan pasar saham hari ini tidak lepas dari rilis data penjualan ritel domestik yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dibanding bulan sebelumnya. Lonjakan konsumsi masyarakat pasca libur panjang menjadi katalis utama bagi meningkatnya kepercayaan investor terhadap pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu, sentimen eksternal turut mendukung arah penguatan IHSG. Investor global merespons positif sinyal pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat (The Fed) di sisa tahun 2025. Dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan, arus modal asing berpotensi kembali mengalir ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Namun demikian, net sell asing masih tercatat sebesar Rp455 miliar, menandakan bahwa sebagian investor asing masih bersikap hati-hati menjelang kepastian kebijakan moneter global.
Saham Unggulan dan Sektor Pendukung IHSG
Dari sisi sektoral, penguatan IHSG ditopang oleh saham-saham dari sektor keuangan, konsumer primer, dan infrastruktur. Saham CDIA menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap penguatan indeks, sementara BBCA dan ADRO justru mengalami tekanan jual.
Analis pasar modal menilai bahwa investor domestik mengambil alih peran dalam menjaga stabilitas pasar di tengah aksi ambil untung dari investor asing. Aktivitas transaksi ritel meningkat cukup signifikan, terutama pada saham-saham lapis dua yang menawarkan potensi pertumbuhan menarik.
Selain itu, penguatan harga minyak dunia di atas USD 85 per barel turut menjadi faktor pendukung bagi saham-saham di sektor energi, meskipun masih perlu diwaspadai dampaknya terhadap inflasi domestik dalam jangka menengah.
Teknis IHSG: Arah dan Potensi Pergerakan
Secara teknikal, analis memperkirakan bahwa support IHSG hari ini berada di kisaran 8.150 – 8.170, sementara resistance berada di level 8.220 – 8.250. Jika tekanan jual dapat ditekan, peluang bagi IHSG untuk menembus level 8.250 terbuka lebar.
Namun, jika tekanan global kembali meningkat, potensi koreksi intraday tetap mungkin terjadi. Karena itu, investor disarankan untuk tetap selektif dalam memilih saham, khususnya pada sektor perbankan, energi, dan teknologi yang masih mencatatkan kinerja keuangan solid.
Kesimpulan: Momentum Positif Menjadi Landasan Kuat Pasar
Secara keseluruhan, pasar saham 9 Oktober 2025, menunjukkan sinyal penguatan yang konsisten di tengah dinamika ekonomi global. Optimisme terhadap pemulihan ekonomi domestik, dukungan data fundamental, serta ekspektasi pelonggaran moneter global menjadi faktor utama pendorong kenaikan IHSG.
Dengan likuiditas yang tetap kuat dan sentimen positif dari pelaku pasar, indeks saham Indonesia berpeluang untuk melanjutkan tren kenaikan dalam beberapa hari ke depan, meskipun volatilitas jangka pendek masih perlu diantisipasi.
Baca Juga: Pasar Saham 10 Oktober 2025: IHSG Bergerak Melemah di Akhir Pekan
Untuk informasi seputar pasar saham lainnya kunjungi Berita Ekonomi