
bersamapontianak.com, 3 Oktober 2025 – Pergerakan pasar saham hari ini mencatat dinamika menarik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil melanjutkan penguatan setelah sempat tertekan pada perdagangan awal pekan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat tipis sebesar 0,34% ke level 8.071,08 pada akhir perdagangan, Jumat (3/10).
IHSG Menguat Terbatas
Kenaikan IHSG ini menunjukkan adanya perbaikan sentimen, meskipun penguatan masih terbatas. Menariknya, pasar bergerak dalam kondisi fluktuatif karena investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) dalam jumlah signifikan. Tekanan tersebut sempat menahan laju IHSG di sesi pertama, sebelum akhirnya mampu rebound berkat dorongan dari saham-saham unggulan di sektor konsumsi dan teknologi.
Aktivitas Perdagangan Saham
Dalam perdagangan hari ini, tercatat 321 saham menguat, sementara 337 saham melemah dan 138 saham stagnan. Dari sisi volume, transaksi mencapai 42,16 miliar lembar saham dengan nilai total Rp 26,82 triliun. Frekuensi perdagangan juga cukup aktif, yakni sekitar 2,6 juta kali transaksi. Angka ini mencerminkan tingginya minat investor, meskipun arah pasar masih cenderung berhati-hati.
Sektor Pendorong IHSG
Secara sektoral, terdapat tujuh sektor yang berhasil menguat. Sektor barang konsumsi non-primer menjadi motor utama dengan kenaikan 2,24%, diikuti sektor teknologi yang menguat 1,13% serta sektor properti yang naik 1,07%. Penguatan sektor konsumsi menunjukkan adanya ekspektasi positif terhadap daya beli masyarakat menjelang akhir kuartal III-2025.
Sementara itu, sektor perbankan dan energi bergerak terbatas karena masih tertekan sentimen global, terutama terkait prospek suku bunga The Fed dan harga komoditas dunia.
Saham Unggulan dan Laggard
Di antara saham yang mencatat kinerja impresif, SULI melonjak hingga 34,51%, diikuti ASLI (+34,44%) dan DIVA (+34,31%). Saham-saham ini berhasil menarik perhatian investor berkat katalis positif dari kinerja fundamental dan prospek bisnis.
Namun, tidak semua saham bergerak searah. GTRA tercatat sebagai top loser dengan penurunan 14,97%, disusul oleh UFOE (-14,62%) dan TRIS (-14,41%). Koreksi tajam pada saham-saham tersebut dipengaruhi faktor teknikal dan aksi ambil untung oleh investor.
Aksi Asing Masih Menjadi Tantangan
Meskipun IHSG menguat, investor asing masih tercatat melakukan aksi jual bersih di sejumlah emiten besar. Fenomena ini menjadi sinyal bahwa kepercayaan asing terhadap pasar domestik masih rapuh. Analis menilai bahwa arus keluar dana asing dipicu oleh kekhawatiran terhadap arah kebijakan moneter global, khususnya kebijakan suku bunga di Amerika Serikat.
Prospek ke Depan
Ke depan, pelaku pasar diperkirakan akan lebih berhati-hati menanti rilis data ekonomi domestik serta perkembangan global. Faktor-faktor seperti inflasi, pergerakan nilai tukar rupiah, serta harga komoditas akan tetap menjadi penentu arah pasar. Meski demikian, dengan fundamental ekonomi Indonesia yang relatif solid, prospek jangka menengah IHSG masih terjaga.
Baca Juga: Pasar Saham 4 Oktober 2025: IHSG Menguat
Untuk informasi seputar pasar saham lainnya kunjungi Berita Ekonomi