
bersamapontianak.com, 22 September 2025 – Kondisi pasar saham hari ini mencatatkan pergerakan yang cukup dinamis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat dibuka menguat di level 8.082,25 poin, namun tidak lama kemudian melemah ke posisi 8.046,85 poin. Perubahan cepat ini menegaskan bahwa volatilitas di pasar modal masih tinggi, meski optimisme investor tetap terlihat dari volume perdagangan yang solid.
IHSG Menguji Level Penting
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang sesi pagi tercatat 3,70 miliar lembar saham berpindah tangan, dengan frekuensi 232.589 kali transaksi dan nilai perdagangan mencapai Rp1,89 triliun. Dari seluruh emiten yang tercatat, sebanyak 275 saham menguat, 203 saham melemah, dan 191 saham stagnan.
Secara teknikal, analis memprediksi IHSG masih berpotensi menguji level resistance di kisaran 8.100–8.200 poin. Namun, jika tekanan jual meningkat, IHSG berpotensi terkoreksi ke area support di sekitar 7.911–7.862 poin.
Gainers dan Losers
Perdagangan hari ini juga diwarnai oleh pergerakan signifikan sejumlah saham. Dari sisi top gainers, emiten seperti INDS (Indospring) dan LPLI (Star Pacific) sama-sama melonjak hingga 25%, disusul FISH (FKS Multi Agro) yang naik sekitar 24,84% ke Rp2.010. Kenaikan tajam ini menunjukkan adanya minat spekulatif maupun sentimen positif sektor tertentu.
Sebaliknya, dari sisi top losers, saham MPXL (MPX Logistics) anjlok sekitar -12,06%, BRMS (Bumi Resources Minerals) terkoreksi sekitar -10%, dan CLAY melemah sekitar -8,06%. Penurunan tajam ini menjadi cerminan adanya aksi ambil untung di beberapa saham berisiko tinggi.
Sektor yang Menguat
Dari sebelas sektor di BEI, tercatat lima sektor menguat, dengan infrastruktur menjadi sektor paling dominan mendorong kenaikan IHSG. Selain itu, sektor rokok juga ikut mencuri perhatian dengan lonjakan saham emiten besar seperti HMSP, GGRM, dan WIIM.
Namun, tidak semua sektor mengalami penguatan. Beberapa sektor lain seperti teknologi dan transportasi justru mengalami tekanan, mencerminkan rotasi portofolio investor yang lebih berhati-hati di tengah dinamika pasar.
Sentimen dan Faktor Pendorong
Pergerakan pasar saham hari ini tidak bisa dilepaskan dari sentimen kebijakan moneter. Keputusan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin masih menjadi faktor positif yang menopang optimisme. Di sisi lain, kebijakan The Federal Reserve yang lebih longgar juga memperkuat keyakinan investor bahwa arus modal asing akan tetap mengalir masuk ke pasar Indonesia.
Meski demikian, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan potensi aksi jual asing di saham-saham berkapitalisasi besar tetap menjadi risiko yang perlu diwaspadai. Analis menekankan pentingnya kehati-hatian investor dalam memilih saham, terutama di sektor yang sudah mengalami kenaikan signifikan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pasar saham 22 September 2025, bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguji level resistance penting di atas 8.100 poin. Sektor infrastruktur dan rokok menjadi motor penggerak, sementara sejumlah saham unggulan mencatatkan kenaikan tajam. Namun, risiko koreksi tetap terbuka, sehingga investor disarankan untuk selektif dan memperhatikan faktor teknikal serta sentimen global sebelum mengambil keputusan investasi.
Baca Juga: Pasar Saham 23 September 2025: Sektor Properti & Energi Jadi Sorotan
Untuk informasi seputar pasar saham lainnya kunjungi Berita Ekonomi