 
                  bersamapontianak.com, Memasuki awal pekan di bulan September, dinamika pasar keuangan global dan domestik kembali menjadi perhatian investor. Pergerakan iShares 1–3 Year International Treasury Bond ETF (ISHG) dan kondisi pasar saham Indonesia pada 2 September 2025 mencerminkan tren stabil dengan sentimen positif yang masih terjaga.
Perkembangan ISHG di Pasar Global
Berdasarkan data perdagangan terakhir, harga ISHG tercatat di kisaran USD 76,10, naik tipis sekitar 0,14 persen dari sesi sebelumnya. Rentang intraday menunjukkan stabilitas, dengan level terendah berada di USD 75,90 dan tertinggi di USD 76,12. Sementara itu, volume perdagangan mencapai lebih dari 55 ribu unit, menandakan bahwa minat investor pada instrumen obligasi tenor pendek ini masih cukup kuat.
Selain itu, pembukaan perdagangan sempat dimulai di USD 75,69, sebelum akhirnya menguat hingga menutup di level atas. Pergerakan tipis namun positif ini mencerminkan kecenderungan investor global untuk tetap mencari instrumen yang relatif aman di tengah ketidakpastian ekonomi internasional.
Kondisi Pasar Saham Indonesia
Sementara itu, di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada pada level yang cukup solid. Setelah sempat mencatat rekor intraday di atas 8.000 poin pada pertengahan Agustus lalu, IHSG kini bergerak di kisaran 7.900–8.000 poin. Tren ini menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia masih memiliki daya tahan yang kuat meskipun volatilitas global meningkat.
Sektor perbankan, energi, dan telekomunikasi menjadi penopang utama pergerakan indeks. Masuknya aliran dana asing turut memperkuat likuiditas, di mana optimisme investor juga ditopang oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang tetap stabil di kuartal ketiga tahun ini.
Sentimen Investor dan Prospek Pasar
Dari sisi valuasi, pasar saham Indonesia masih tergolong menarik. Price to Earnings (P/E) ratio tercatat sekitar 11,9 pada akhir Agustus, level yang dianggap cukup wajar bahkan undervalued jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir.
Di sisi lain, dukungan dari institusi besar juga semakin jelas. Rencana BPJS Ketenagakerjaan untuk meningkatkan porsi investasi di saham domestik dari 10 persen menjadi 15–20 persen dalam tiga tahun mendatang diprediksi akan memberi dampak positif pada stabilitas pasar. Dengan demikian, investor ritel pun semakin percaya diri untuk tetap aktif di bursa.
Baca Juga: Pasar Saham 3 September 2025: IHSG menguat di BEI
Untuk informasi seputar pasar saham lainnya kunjungi Berita Ekonomi

 
         
        