
bersamapontianak.com – Kinerja pasar saham Indonesia sepanjang sepekan terakhir (8–12 September 2025) ditutup dengan koreksi tipis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,17% ke level 7.854,06, dari sebelumnya berada di posisi 7.867,35. Koreksi ini menandakan adanya fase konsolidasi setelah IHSG sempat menembus level 7.800 pada pekan sebelumnya.
Kapitalisasi Pasar dan Nilai Transaksi
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, kapitalisasi pasar turun sekitar 0,57% menjadi Rp14.130 triliun dari pekan lalu yang masih berada di level Rp14.211 triliun. Meski demikian, terdapat sinyal positif dari sisi nilai transaksi harian rata-rata yang justru naik 7,6% menjadi Rp19,42 triliun, dibanding pekan sebelumnya sebesar Rp18,05 triliun.
Namun demikian, jika dilihat dari volume transaksi, pasar mencatat penurunan 9,87% menjadi 33,56 miliar saham per hari. Begitu juga frekuensi transaksi harian turun sekitar 2,21%, yakni menjadi 2,04 juta kali transaksi. Kondisi ini menggambarkan bahwa investor lebih selektif dalam melakukan aksi beli maupun jual.
Aksi Investor Asing
Dari sisi aliran dana asing, pasar masih mendapat tekanan. Investor asing tercatat melakukan net sell Rp6,6 triliun sepanjang pekan, sehingga total aksi jual asing sejak awal tahun mencapai sekitar Rp61,72 triliun. Arus keluar modal asing ini menjadi salah satu faktor utama yang membebani IHSG dalam sepekan terakhir.
Sektor Unggulan dan Terkoreksi
Jika dilihat berdasarkan sektornya, sektor kesehatan mencatatkan penguatan tertinggi dengan kenaikan 2,43%, mencerminkan optimisme terhadap industri farmasi dan layanan kesehatan. Sebaliknya, sektor teknologi justru tertekan cukup dalam dengan pelemahan sekitar 3,91%.
Di sisi saham, sejumlah emiten berhasil menahan laju pelemahan IHSG. Saham-saham perbankan besar seperti BBRI, BMRI, dan BBNI mencatatkan kinerja positif. Namun, saham-saham teknologi seperti DCII dan emiten lain seperti TLKM serta PANI menjadi penekan indeks.
Saham dengan Pergerakan Ekstrem
Sepanjang sepekan, terdapat sejumlah saham yang mencatatkan lonjakan luar biasa. Saham UANG (Pakuan) naik hingga 165,81%, disusul LION yang melesat 138,64%, serta FITT yang menguat 126,90%. Sementara itu, beberapa saham mengalami koreksi tajam seperti TMPO yang turun 21,49%, disusul COCO, COIN, dan MSKY.
Prospek Pasar Saham
Secara umum, pergerakan pasar saham pekan ini masih dipengaruhi sentimen global, termasuk kebijakan suku bunga The Fed serta arah moneter Bank Indonesia. Para analis menilai, koreksi tipis IHSG bukanlah sinyal negatif, melainkan bagian dari konsolidasi sehat setelah penguatan yang terjadi sebelumnya.
Ke depan, pelaku pasar disarankan tetap mencermati pergerakan asing, perkembangan inflasi, serta kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas fiskal. Dengan prospek ekonomi domestik yang relatif stabil, pasar saham Indonesia dinilai masih berpotensi melanjutkan penguatan dalam jangka menengah.
Untuk informasi seputar pasar saham lainnya kunjungi Berita Ekonomi