
bersamapontianak.com, 6 September 2025 – Kondisi pasar saham Indonesia pada Sabtu (6/9) tidak mengalami aktivitas perdagangan karena bertepatan dengan libur memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, data sepanjang pekan perdagangan 1–4 September 2025 tetap memberikan gambaran menarik mengenai arah pergerakan pasar.
IHSG Catat Penguatan Sepekan
Meskipun sempat menghadapi tekanan jual, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru berhasil mencatatkan kinerja positif. Sepanjang pekan pertama September, IHSG menguat 0,47 persen dan ditutup pada level 7.867,34 poin.
Kenaikan ini turut mendorong kapitalisasi pasar menjadi Rp 14.211 triliun, naik 0,20 persen dari pekan sebelumnya. Artinya, nilai perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap solid di tengah tekanan global.
Aktivitas Transaksi Mengalami Penurunan
Namun demikian, peningkatan indeks tidak dibarengi dengan likuiditas perdagangan yang kuat. Data BEI mencatat, nilai rata-rata transaksi harian turun signifikan sebesar 28,43 persen, dari Rp 25,22 triliun menjadi hanya Rp 18,05 triliun.
Selain itu, frekuensi transaksi harian ikut melemah 9,88 persen menjadi 2,08 juta kali, sementara volume transaksi berkurang 21,09 persen menjadi 37,24 miliar saham. Kondisi ini menunjukkan bahwa penguatan IHSG lebih banyak ditopang oleh aksi selektif investor pada saham tertentu, bukan karena euforia pasar secara keseluruhan.
Tekanan Aksi Jual Asing
Di sisi lain, fenomena yang cukup mencolok adalah aksi jual bersih (net sell) investor asing yang mencapai Rp 4,18 triliun sepanjang pekan. Aliran modal asing yang keluar ini menekan sejumlah saham big cap, terutama di sektor keuangan seperti BBRI, BBCA, dan BMRI.
Meski begitu, tidak semua saham tertekan. Beberapa emiten, seperti ANTM, DSSA, dan AMMN, justru mampu mencatatkan kinerja positif. Aksi ini menjadi penyeimbang sehingga IHSG tetap mampu bertahan di zona hijau meskipun volatilitas meningkat.
Outlook Pasar Saham
Menjelang pekan perdagangan berikutnya, analis memperingatkan adanya potensi lanjutan dari September Effect, yakni kecenderungan pasar untuk lebih fluktuatif akibat aksi jual asing. Walaupun begitu, peluang rebound tetap terbuka jika ada sentimen positif dari rilis data ekonomi atau stabilitas harga komoditas.
Baca Juga: Pasar Saham 8 September 2025: IHSG Menguat
Untuk informasi seputar pasar saham lainnya kunjungi Berita Ekonomi