
bersamapontianak.com, Pontianak – Suasana Kota Pontianak pada Kamis (21/8/2025) dipenuhi kemeriahan dengan digelarnya tradisi Robo-robo di Kota Pontianak. Tradisi turun-temurun yang sarat nilai budaya dan kebersamaan ini kembali menghadirkan ribuan warga yang tumpah ruah mengikuti rangkaian acara di tepian Sungai Kapuas.
Sejak pagi hari, masyarakat terlihat antusias berkumpul, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Mereka bersama-sama berjalan beriringan di kawasan tepi sungai sambil membawa berbagai perlengkapan ritual, makanan, serta hasil bumi. Tradisi ini digelar setiap tahun pada hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Islam dan dipercaya sebagai momen tolak bala serta ungkapan rasa syukur.
Makna Tradisi yang Tetap Dijaga
Robo-robo memiliki akar sejarah panjang bagi masyarakat Melayu Kalimantan Barat. Tradisi ini awalnya dilakukan untuk mengenang kedatangan Opu Daeng Manambon dari Kerajaan Mempawah ke muara Sungai Kapuas. Dalam perkembangannya, masyarakat Pontianak menjadikan peringatan ini sebagai simbol persatuan, doa keselamatan, sekaligus sarana mempererat silaturahmi.
Wali Kota Pontianak, dalam sambutannya, menegaskan bahwa pelestarian tradisi seperti Robo-robo penting untuk menjaga identitas daerah di tengah arus modernisasi. “Tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi juga mengajarkan nilai kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur,” ujarnya.
Antusiasme Warga dan Wisatawan
Kemeriahan tradisi ini tidak hanya menarik minat warga lokal, tetapi juga wisatawan domestik maupun mancanegara. Beberapa turis asing terlihat ikut menyaksikan prosesi, mengabadikan momen, dan mencicipi hidangan khas yang disajikan oleh warga.
Tak hanya ritual doa bersama, berbagai pertunjukan kesenian daerah turut memeriahkan acara. Musik tradisional, tarian rakyat, hingga bazar kuliner khas Pontianak membuat suasana semakin semarak.
Dampak Ekonomi dan Pariwisata
Selain nilai budaya, tradisi Robo-robo di Kota Pontianak juga memberi dampak positif terhadap ekonomi masyarakat. Pedagang makanan, cendera mata, hingga jasa transportasi merasakan peningkatan pendapatan selama acara berlangsung. Pemerintah daerah pun menyebut tradisi ini berpotensi menjadi agenda wisata budaya unggulan Pontianak.
“Robo-robo adalah warisan budaya tak benda yang bisa kita jadikan daya tarik wisata. Jika dikelola baik, acara ini mampu mendongkrak pariwisata sekaligus melestarikan tradisi leluhur,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pontianak.
Menjaga Warisan untuk Generasi Mendatang
Di tengah derasnya perkembangan zaman, masyarakat Pontianak tetap konsisten menjaga eksistensi Robo-robo. Para tokoh adat mengingatkan bahwa generasi muda harus ikut terlibat agar tradisi ini tidak sekadar menjadi tontonan, melainkan terus hidup dalam praktik keseharian.
Dengan semangat kebersamaan, tradisi Robo-robo kembali menjadi momen penting yang mengingatkan warga Pontianak akan pentingnya menjaga harmoni sosial, budaya, dan alam. Acara tahun ini pun ditutup dengan doa bersama, sebagai simbol harapan agar masyarakat selalu diberikan keselamatan dan kesejahteraan.
Baca juga: Qubu Fest 2025 Resmi Dibuka, Wisata dan Kuliner
Untuk berita terbaru seputar pontianak dan informasi penting lainnya kunjungi berita pontianak